Berdasarkan
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir
yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun
asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain.
Reraf (Nurhayati 1991:30) menambahkan
bahwa kalimat bervariasi adalah kalimat yang lebih mengutamakan penggunaan
diksi (pilihan kata) dalam kalimat. Kalimat bervariasi adalah kalimat yang
tidak hanya terdapat unsur lain seperti keterangan, kalimat yang anak
kalimatnya bias di depan atau dibelakang kalimat utama. Kalimat yang efektif
itu bervariasi. Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan saja karena
memahaminya mudah, tetapi terutama karena sifatnya yang menyenangkan.
Untuk menciptakan variasi dalam
sebuah kalimat, kalimat dapat diawali dengan predikat. Dapat pula dimulai dengan
membalikkan predikat ke depan, kemudian subyeknya menyusul dan seterusnya
disusul lagi dengan bagian-bagian kalimat yang lain. Kalimat yang dimulai
dengan predikat itulah yang disebut inversi. Unsur inversi bukan hanya terdapat
pada permulaan kalimat, tetapi bisa juga di tengah.
Menurut Rachman (2008:1)
bahwa kalimat bervariasi dapat diubah berdasarkan perubahan:
1. Intonasi, misalnya dari kalimat
berita menjadi kalimat tanya atau perintah.
2. Struktur kalimat/urutan
kalimat, misalnya:
a. kalimat langsung
menjadi kalimat tak langsung
b. kalimat aktif menjadi kalimat
pasif
c. mengubah susunan kata
3. Memperluas atau menambah unsur
kalimat, misalnya dari kalimat sederhana menjadi kalimat kompleks/luas
Kalimat bervariasi dalam Bahasa Indonesia dibagi atas:
a)
Kalimat Bebas
Kalimat bebas dapat dipertukarkan tempatnya baik di
depan, di tengah atau di belakang.
Contoh : 1) Bapak pergi ke Bandung kemarin
a.
Kemarin bapak pergi ke Bandung
b.
Bapak kemarin pergi ke Bandung
c.
Bapak pergi kemarin ke Bandung
Keterangan-keterangan yang terikat tentu saja tidak
boleh dipertukarkan tempatnya.
Contoh : 2) Mila sedang tidur
a.
Sedang tidur Mila
b.
Mila tidur sedang
Kalimat b) tidak merupakan variasi kalimat 2) sebab
maksudnya berbeda, variasi kalimat 2) adalah sedang tidur Mila. Jadi, keterangan
dan predikat yang merupakan satu kesatuan tidak boleh dipisahkan atau
dipertukarkan tempatnya. Predikat dan objek penderita tidak boleh dipisahkan
sebab hubungan kedua unsur itu erat sekali.
Contoh : 3) Eni membantu kakaknya
a.
Kakaknyamembantu Eni
b.
Eni kakaknya membantu
Kalimat a) tidak merupakan variasi kalimat 3) sebab
maksud berbeda. Variasi 3) adalah membantu kakanya Eni.
Predikat pasif did an objek pelaku tidak boleh
dipisahkan sebab hubungan kedua unsur itu erat sekali.
Contoh : 4) Sepeda
saya dipinjam Ansar
a.
Sepeda saya oleh Ansar dipinjam
b.
Oleh Ansar sepeda saya dipinjam
Dari contoh di atas jelas bahwa oleh Ansar merupakan
kelompok bebas yang dapat dipindahkan terpisah dengan predikat.
Predikat kata kerja
rangkap dapat divariasikan dengan:
Contoh : 6). Ansar dapat mengarang novel
a.
Dapat mengarang novel/ Ansar
b.
Mengarang novel/ Ansar dapat
Kalimat a) merupakan prestasi pembalikan (inverse),
sedangkan kalimat b) merupakan prestasi prolepsis.
Contoh : 7) Wiwik pandai
bernyanyi
a.
Pandai bernyanyi/ wiwik
(inverse)
b.
Menyanyi/ wiwik pandai
(prolepsis)
Dari contoh di atas jelas bahwa kata kerja yang menjadi keterangan, jika hendak diutamakan dapat
juga digeser ke posisi depan. Subjek dengan keterangan tidak boleh dipisahkan.
Contoh : 8) a. Baju baru ini milik saya
b.
Baju milik saya baru ini
Anak kalimat yang biasanya terletak dibelakang dapat
digeserkan ke depan jika hendak di utamakan.
Contoh : 9) a. Saya sudah mengetahui bahwa dia akan
datang pada hari ini
b.
Bahwa dia akan dating pada hari
ini, sudah saya ketahui
b) Variasi Aktif-Pasif
Contoh :
(1)
Pohon pisang itu cepat tumbuh.
Orang dengan mudah dapat menanamnya dan memelihara, lagi pula petani tidak
perlu memupuknya. Dia hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu
buahnya. Tanaman pisang memang tidak mau mati sebelum berbuah, sehingga di
Sumatera Barat orang tua menasehati anaknya sebagai berikut, “ Hai anakku,
kalian harus mencontoh hidupnya pohon pisang, berbuah dulu, barulah mati.”
Bandingkan kalimat-kalimat pada paragraf (1) di atas
dengan kalimat-kalimat pada paragraf berikut ini :
(2)
Pohon pisang itu cepat tumbuh.
Dengan mudah pohon itu dapat ditanam dan dipeliharanya. Lagipula tidak perlu
dipupuk. Petani hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu berubah :
sehingga di Sumatera Barat orang tua menasehati anaknya sebagai berikut, “Hai
anakku contohlah hidupnya pisang, berbuah dulu barulah mati “.
Catatan: kalimat-kalimat pada paragraf (1) semuanya
kalimat aktif, sedangkan pada paragraf (2) berupa kalimat aktif dan pasif.
Dapat dikatakan bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (1) tidak bervariasi
aktif-pasif.
c) Variasi Panjang Pendek
1)
a. Karang mengarang selalu
berurusan dengan bahasa
a.
Kecakapan menggunakan bahaa
merupakan bekal yang paling utama
b.
Di sekolah kita telah diberi
modal pengetahuan bahasa, bahkan telah pula dilatih menggunakannya dalam
mengarang
c.
Sekalian menjadi modal yang
sangat berharga
d. Modal itu tidak cukup hanya
kita miliki sebagai pengetahuan, tetapi dikembangkan lebih lanjut dalam kehidupan
bahasa yang sesungguhnya, yaitu dalam masyarakat
e. Jadi, untuk karang mengarang
bukan pengetahuan teori yang sangat diperlukan, melainkan penggunaannya dalam
tulis menulis
Dari contoh di atas dapat dikatakan
bahwa kalimat a, b, c berupa kalimat pendek, sedangkan kalimat d, e, f berupa
kalimat panjang. Dapat dikatakan bahwa
paragraf di atas kalimat-kalimat bervariasi, yaitu kalimat panjang dan
kalimat pendek.
Bandingkan dengan kalimat-kalimat pada paragraf 2 dan 3
dibawah ini :
2)
Bila orang asing berbicara
dengan bahasa yang tidak kita pahami, maka akan terdengar oleh kita berbagai
bunyi yang berselang-seling yang rumit sekali sedikit demi sedikit, apabila
kita makin kenal akan bahasa itu, akan berubahlah pembicaraan-pembicaraan asing
itu dan bunyi yang tidak karuan itu menjadi bunyi-bunyi yang dapat kita
bedakan. Bunyi-bunyi dan urutan bunyi itu selalu berulang. Apabila kita akhiri
mengetahui bahasa asing itu, akan tampaklah dengan jelasnya kepada kita bahwa
ada urutan-urutan yang menguasai pemakaian bunyi-bunyi dan urutan-urutan itu.
3)
Bahasa adalah alat komunikasi
yang sangat paling tidak alat komunikasi yang lebih baik daripada bahasa.
Bagaimana seandainya tidak ada bahasa. Alangkah sunyinya dunia ini. Tanpa
bahasa tak akan ada ilmu pengetahun. Memang bahasa itu tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia.
Dapat dilihat pada paragraf (2) kalimat-kalimatnya
terdiri atas kalimat panjang, sedangkan pada paragraf (3) kalimat- kalimat
terdiri atas kalimat pendek. Pada paragraf (2) dan (3) tidak terdapat variasi
kalimat panjang dan pendek. Jadi, kalimat panjang dan pendek dapat dipakai
untuk memvariasikan kalimat. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa
kalimat-kalimat dalam karangan perlu diseling-selingkan, kalimat panjang dengan
kalimat pendek atau sebaliknya. Dengan demikian, karangan itu tetap menarik
perhatian.
d) Variasi Berita- Perintah – Tanya
Contoh:
1)
Tidak banyak bangsa di dunia
terutama bangsa-bangsa yang baru merdeka yang beruntung seperti kita. Begitu
merdeka, kita sudah memiliki bahasa nasional, kalau anda melayangkan
perdagangan ke Negara-negara tetangga, misalnya singapura dan Filipina, dapat
anda ketahui bahwa Negara tersebut sekarang belum memiliki bahasa nsional.
Singapura dan Filpina masih menggunakan bahasa inggris. Tentu saja kita cukup hanya
berhati merasa beruntung karena sudah memiliki bahasa nasional.
2)
Tidak banyak bangsa di dunia
ini terutama bangsa- bangsa yang baru merdeka yang beruntung seperti kita.
Begitu merdeka, kita memliki bahasa nasional. Layangkanlah pandangan anda ke
negara-negara tetangga kita, misalnya Singapura dan Filipina sampai sekarang
Negara tersebut belum memiliki bahasa nasional. Singapura dan Filipina masih
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Cukuplah kita hanya berhenti
merasa beruntung karena sudah memiliki bahasa nasional?.
Pada contoh paragraf 1 kalimat-kalimatnya berupa kalimat
berita, sedangkan pada paragraf 2 berupa kalimat perintah,dan tanya.
Ketiga jenis kalimat tersebut
membentuk sebuah paragraf yang bervariasi dengan tujuan mencapi keefektipan
penuturan. Variasi kalimat seperti pada contoh paragraf 1 itu disebut kalimat
berita – perintah – Tanya. Perlu di ingat bahwa ketiga jenis kalimat tersebut
mungkin tidak sekaligus bervariasi dalam sebuah paragraf.
Jadi,
dalam sebuah paragraf mungkin terdapat variasi kalimat barita – Tanya atau
Tanya – berita, berita – perintah atau perintah – berita,sedangkan variasi
kalimat Tanya – perintah atau perintah – Tanya jarang sekali di gunakan dalam
karangan.
a)
Pemakaian kalimat berita
Kalimat berita dipakai untuk menuturkan, memberitahukan,
atau mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada pihak lain. Tanggapan yang di
harapkan berupa perhatian dari pembaca. Karangan ilmiah, pernyataan resmi,
perundang-undangan, uraian, ulasan dan sebagainya yang mengungkapkan isi
pikiran,biasanya banyak memakai kalimat berita.
b)
Pemakaian kalimat Tanya
Kalimat tanya umumnya dipakai untuk menanyakan sesuatu
tanggapan yang diharapkan berupa jawaban terhadap pertanyaan itu.
Contoh : Apakah tujuan itu ?
Bahasa
apakah yang anda gunakan di rumah ?
Pandai
berbahasa jepangkah anda ?
c)
Pemakaian kalimat perintah
Kalimat perintah dipakai untuk memerintah
seseorang supaya melakukan apa yang tersebut dalam perintah itu, seperti contoh
di bawah ini :
“Sebagai langkah pertama baik kiranya dimulai dengan membaca cerita
yang ringan. Pilihlah satu dari dua karangan para penulis kenamaan. Bacalah
karangan yang bersifat uraian, ulasan, atau bahasan”.
Kalimat perintah pada contoh di atas adalah kalimat
perintah biasa yang dapat dihaluskan dengan kata-kata hendaknya, hendaklah,
cobalah, atau silahkan.
0 komentar:
Posting Komentar
SiLahkan tinggaLkan komentar sebagai jejak bahwa Anda pernah berkunjung di zhaLabe.bLogspot.com.
Terima kasih !!!