Photobucket

PENDEKATAN HATI DALAM MENDIDIK


Photobucket Hati adalah raja, perannya sangat luar biasa dalam menggerakkan seluruh aktivitas kehidupan manusia termasuk dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada orang lain atau anak didik. Untuk membuka hati anak didik, guru harus berupaya membangkitkan rasa cinta pada anak didik, demikian juga sebaliknya agar peserta didik memiliki rasa cinta kepada gurunya. Kemampuan guru dalam membuka hati anak didiknya sangat dibutuhkan. Mengawali pembelajaran bukan merupakan kata-kata yang bersifat basa-basi, rutin dan formal, tetapi guru harus mengetahui kesiapan anak didik untuk mengikuti pembelajaran.

Menurut Tasmara bahwa hatilah yang menjadi pemimpin spritual kita yang terdiri dari potensi akal (fu'ad), potensi kesadaran emosi (shard) dan potensi dorongan (hawaa). Sementara dalam fisafat yunani dikenal pula eros (cinta), pathos (emosi) dan logos (akal pikiran), hati nurani adalah pusat dari ketiga potensi tersebut. Fu'ad berperan sebagai logos yang tugasnya adalah berpikir, menganalisis, berinovasi, dan mengambil keputusan. Shard seperti juga Pathos, yakni potensi untuk merasakan suasana emosi (empati), kerja sama dan saling menghormati, sedangkan Hawaa adalah dorongan atau keinginan yang seringkali begitu kuatnya sehingga harus diwaspadai karena kekuatannya yang mampu melumpuhkan potensi lainnya.

Untuk itulah potensi ini harus tunduk pada hati sebagai raja yang membawa pesan-pesan moral bagi dunia pendidikan, pendekatan dengan hati dalam dunia pendidikan merupakan pendidikan yang tertinggi nilai keampuhannya, dengan hati dapat meningkatkan kebermaknaan dalam kehidupan anak didik, karena didalamnya menebarkan benih-benih cinta yang disebut dengan Rahmatan lil alamin, itulah sebabnya kita mengenal hati nurani.

Hati harus tetap jernih dan sehat sehingga dapat memberi pengaruh kepada ketiga potensi yang ada pada jiwa manusia. Bila hati kita tidak memainkan perannya dengan baik, perannya sebagai raja tidak berwibawa, maka sang hati akan mudah dirayu oleh persekutuan ketiga potensi tadi. Bila Fu'ad dan Hawaa bergabung dan hati tak berdaya menghadapinya, maka dia akan menampilkan sosok manusia yang cerdas, tetapi arogan dan ambisius. Sebaliknya bila Hawaa bersekutu dengan Shard, maka kita akan melihat seorang pendidik yang penuh dengan amarah bagaikan banteng yang mengamuk, mereka akan kehilangan akal sehatnya. Bila Fu'ad dan Shard yang bergabung tanpa mengikut sertakan Hawaa, maka mereka menampilkan manusia cerdas dan bijaksana tetapi tidak memiliki ambisius. Oleh sebab itu hati nurani harus tetap sehat dan berbinar agar mampu mengendalikan tiga potensi tadi yang senantiasa berangkat dari prinsip-prinsip kebenaran yang bersifat batiniah.

0 komentar:

Posting Komentar

SiLahkan tinggaLkan komentar sebagai jejak bahwa Anda pernah berkunjung di zhaLabe.bLogspot.com.

Terima kasih !!!

(c) 2013 ZHALABE "Reading Is FundamentaL" and Powered by BLogger.