Ketahuilah, didalam tubuh itu terdapat segumpal daging,
Apabila dia baik, Maka baik pulalah seluruh tubuhnya,
Dan apabila rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuhnya,
Ketahuilah itu adalah Hati.
(HR. Bukhari & Muslim)
Sejalan dengan hadis riwayat Bukhari dan Muslim diatas, Hidayatullah mengemukakan bahwa mendidik dengan hati dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Menumbuhkan Motivasi Internal, inti mendidik dengan hati adalah membangun sebuah motivasi yang tumbuh dari dalam diri secara ikhlas. Dengan kata lain, bagaimana menumbuhkembangkan motivasi internal (Internal Motivation) untuk melakukan sebuah kegiatan. Suatu aktivitas dapat dinilai benar atau salahnya tergantung dari niat dan maksud suara hati. "Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niatnya" (HR. Bukhari), oleh sebab itu penting dalam memperbaiki dan meluruhkan hati sebelum melakukan pekerjaan, agar nantinya pekerjaan yang kita lakukan tidak sia-sia.
2. Membangun Sistem Keyakinan, sistem keyakinan dapat dikatakan sebagai sumber atau roh komitmen. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Porter dan Foster bahwa kita bukanlah ego, bukanlah masa lalu pribadi, bukanlah tindakan, bukanlah kegagalan atau kesuksesan namun, kita adalah seperti apa dan siapa yang kita kira dan yakini, jika kita melihat diri kita sebagai pecundang, sebagai korban, maka tentu saja akan maka tentu saja akan menjadikan diri kita sebagai pecundang. Namun jika kita percaya dan yakin bahwa kita mampu kuat dan sebagai pemenang, maka itulah yang nantinya menjadi kenyataan. Keyakinan meresap kedalam pikiran kita dan diperkuat oleh diri sendiri. Bagaimana cara berpikir dan meyakini akan menentukan pengalaman kita dengan memperkuat keyakinan dan konsep diri serta menciptakan realita menjadi sebuah sistem yang positif dan mendukung.
3. Menumbuhkan dan Memberikan Inspirasi, guru harus dapat merubah cara mengajar dan merespon perkembangan serta harus berusaha mengembangkan berbagai metode pembelajaran dengan lebih aktif dan kreatif. Sebagai tindak lanjut dari implementasi dalam memunculkan inspirasi anak didik dapat dilakukan dengan cara memahami dan mengendalikan kondisi dan dunia anak didik serta memberikan stimulus sesuai engan potensi anak didik, stimulus yang diberikan diharapkan menjadi inspirator anak didik.
4. Melaksanakan Pembelajaran, seorang guru yang ingin mengajar dan mendidik dengan mengharapkan hasil yang memuaskan tentu guru harus menghadirkan jiwa dan hatinya dalam proses pembelajarannya. Guru dituntut untuk dapat menyertakan semangat serta gairah perhatian sehingga melahirkan pembelajaran yang kondusif.
Meninjau kembali poin pertama diatas yakni Menumbuhkan Motivasi Internal, motivasi belajar sebenarnya lebih penting daripada belajar, suasana motivasi belajar sangat berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran. Jika motivasi belajar tinggi, maka kualitas pembelajarannya juga tinggi. Motivasi Internal dilandasi oleh keikhlasan dalam bekerja. Ari Ginanjar mengklasifikasikan keihlasan dalam tiga tingkatan, yakni 1) Physical Sincerity, yaitu keikhlasan yang timbul saat kita mendapatkan balasan materi. 2) Emotional Sincerity , yaitu berupa iman pengakuan, kehormatan, dan penghargaan. 3) Spritual Sincerity, yaitu ketika merasa bahwa setiap perbuatan baik pasti akan dibalas oleh Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar
SiLahkan tinggaLkan komentar sebagai jejak bahwa Anda pernah berkunjung di zhaLabe.bLogspot.com.
Terima kasih !!!